Tuesday, October 11, 2011

Wali Allah, siapa Dia ?

Tiba-tiba teringat kejadian 11 tahun yang lalu, ketika saya masih duduk di bangku SD. Semasa SD saya, teman", dan Guru" sempat mengalami hal yang membuat heboh sekolah, tepatnya hari jum'at . Cuaca waktu itu sangat mendung yang akhirnya mengakibatkan turunnya hujan yang sangat deras ditambah dengan datangnya angin kencan. Ada kejadian aneh yang membuat guru" dan para murid serentak tercengang, saya tidak terlalu ingat kejadiannya seperti apa, tapi hanya saja sedikit terlintas " menurut guru " ketika hujan deras turun dari langit, ada seseorang " berwujud kakek-kakek " yang bisa terbang ke sana kemari dari Pohon yang 1 ke pohon yang lain, guru-guru dan para murid yang lain katanya bisa melihat kakek" yang di maksud, tapi kok saya ngk ? Tak tahu kenapa ? Dan masih menjadi pertanyaan apakah emang ada Seseorang yang bisa terbang ? ataukah hanya pengaruh sugesti yang tertanam ke dalam watak guru" dan para murid. Entahlah, tapi mereka beranggapan bahwa Kakek-kakek yang dimaksud itu adalah seorang Wali, Sebenarnya wali itu apa ? Ini pertanyaan paling lazim yang sangat ingat waktu zaman itu,...... ????



Ketika disebut kata wali manyleneh-an, dan kedigdayaan. Itulah yang dapat ditangkap dari pemahaman masyarakat terhadap wali ini. Maka bila ada orang yang bertingkah aneh, apalagi kalau sudah dikenal sebagai kyai, mempunyai indera keenam sehingga mengerti semua yang belum terjadi, segera disebut sebagai wali. Lalu siapakah wali Allah yang sebenarnya?
  
Definisi Wali
 
Secara etimologi, kata wali adalah lawan dari aduwwu (musuh) dan muwaalah adalah lawan dari muhaadah (permusuhan). Maka wali Allah adalah orang yang mendekat dan menolong (agama) Allah atau orang yang didekati dan ditolong Allah. Definisi ini semakna dengan pengertian wali dalam terminologi Al Qur’an, sebagaimana Allah berfirman, “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang beriman dan selalu bertaqwa.” (Yunus: 62 – 64)

Dari ayat tersebut, wali adalah orang yang beriman kepada Allah dan apa yang datang dari-Nya yang termaktub dalam Al Qur’an dan terucap melalui lisan Rosul-Nya, memegang teguh syariatnya lahir dan batin, lalu terus menerus memegangi itu semua dengan dibarengi muroqobah (terawasi oleh Allah), selanjutnya dengan sifat ketaqwaan dan waspada agar tidak jatuh ke dalam hal-hal yang dimurkai-Nya berupa kelalaian menunaikan wajib dan melakukan hal yang diharomkan (Lihat Muqoddimah Karomatul Auliya’, Al-Lalika’i, Dr. Ahmad bin Sa’d Al-Ghomidi, 5/8).

Menurut persepsi kebanyak orang, wali adalah orang yang mengetahui ilmu gaib. Padahal ilmu gaib sesuatu yang hanya Allah sendiri yang mengetahuinya. Memang terkadang hal itu ditampakan pada sebagian Rasul-Nya, jika Dia menghendakinya sebagaimana dalam penjelasan surat (QS Al Jin : 26-27), sebagai berikut :

 Yaitu Tuhan Yang Maha Mengetahui perkara yang ghaib, dan tidak diterangkanNya 
rahasiaNya itu kepada seorangpun juga. (26)

 Kecuali kepada rasul-rasul yang dipilihnya. Lalu Dia menugaskan Malaikat Penjaga untuk mengawal rasul itu di muka dan di belakangnya. (27) 

Dalil-Dalil Wahyu 

Penjelasan Allah Ta'ala tentang wali-wali-Nya, dan karamah-karamah mereka dalam firman-firman-Nya, seperti firman-firman-Nya berikut. 


"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah yang demikian itu adalah kemenangan yang besar." (Yunus: 62-64) 

"Allah pelindung (wali) orang-orang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)." (Al-Baqarah: 257)

"Dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya? Orang-orang yang berhak menguasai(nya), hanyalah orang-orang yang bertakwa." (Al-Anfal: 34) 

"Sesungguhnya pelindungku (waliku) ialah Allah yang telah menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) dan Dia melindungi orang-orang yang shalih." (Al-A'raf: 196) 

"Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkinan dan kekejian sesungguhnya Yusuf termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih." (Yusuf: 24) 

"Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka." (Al-Isra': 65) 

"Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata, ‘Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?' Maryam menjawab, ‘Makanan itu dari sisi Allah'." (Ali Imran: 37) 

"Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul. (Ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan. Kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelah oleh ikan paus besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah. Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit." (As-Shaffaat: 139-144)

"Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, ‘Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu." (Maryam: 24-26) 

"Kami berfirman, ‘Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.' Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi." (Al-Anbiya: 69-70)

"Atau kamu kira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan? (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, 'Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).' Maka kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu." (Al-Kahfi: 9-12)

Kesimpulan :
Semua orang yang beriman adalah wali Allah, dan di dalam diri setiap orang yang beriman terdapat tingkat kewalian sesuai dengan tingkat keimanannya. Tingkat kewalian yang terdapat dalam diri seseorang mungkin sesuai dengan tingkat keimanannya. Para wali Allah yang paling tinggi tingkat kewaliannya adalah para nabi, dan diantara para nabi yang paling tinggi tingkat kewaliannya adalah para rasul, dan diantara para rasul yang paling tinggi tingkat kewaliaanya adalah rasul ulul azmi, dan diantara rasul ulul azmi yang paling tinggi tingkat kewaliannya adalah Rasulullah Muhammad SAW.







No comments: