Wednesday, March 21, 2012

Oh Allah, YOU are my pure love

Itulah hati..
Yg bersitannya tak mampu di diarahkan..
Yang kecondongannya tak mampu di atur..
Yang inginnya tak mampu di tekan..

Itulah hati, yg debarnya tak mampu dikendali..
Yang buncahan bahagianya tak mampu di tutupi..
Yang jeritannya tak mampu di redam..

Itulah hati..
Dia mengendali lakunya sendiri..
Kendati ribuan tali kekang q pasangkan..
Tetap saja sulit untuk q arahkan..
Maka kan q dapat diri q dalam lelah yang berkepanjangan
Karenamu duhai hati..

Diri q begitu paham akan langkah yang mulai menyalahi..
Begitu tahu akan terjalnya jalan yang q pilih..
Tapi bersitannya duhai hati, begitu kuat..
Seakan ribuan medan magnet menarik ke arahnya..

Ada apa dengan mu duhai segumpal daging di dada?
Sungguhkah diri ini telah mengendali dengan baik?
Tepatkah tali kekang telah q pasang dengan benar?
Ataukah Memang q sengaja melemahkan kendali q?
dan tali kekang itu memang sengaja q kendorkan?

Duhai beningnya qalbu..
Adakah syahwat mulai bermain di dalamnya?
Apakah putihmu telah ternoda bercak?

aq bingung,aq lelah..
Beribu macam tanya hadir dalam benak q..
Bermain di relung terdalam..

telah q coba..
q tahu mata adalah jendela hati..
Maka q coba tundukkan pandangan q..
Agar tak dapat menatapmu..

Namun tahukah?
Di bawah q dapati jejak kakimu,
Dan kembali q melangkah bermain menapak jejakmu..
Berlari mencari tepinya dengan harap menemukanmu..
Lalu apa gunanya q tundukkan pandangan q??
Jika kaki q tetap menapak di atas jejakmu..

Tapi tetap q coba..
q mulai menghapus bayangmu..
q kurung diri q dalam ruang gulita tak berpendar..
Agar lenyap semua bayangan tentangmu..

Tapi tahukah?
Semakin q liputi diri q dalam gelap
semakin jelas cahayamu nanar dalam tiap pejam q ..
Lalu untuk apa gulita
jika selalu q temukan cahayamu dalam tiap pejam q?

Dan akan tetap q coba..
q coba menanam ribuan duri tentangmu di hati,
q semai racun agar kau tak tumbuh merekah dlm dada..
q pasang tembok pembatas antara hatimu dan hati q..

Tapi tahukah?
Tiap duri yang q semai tumbuh merangkai namamu..
Tiap racun yang q tabur menjadi obat penawar luka..
Tiap tembok yang q pasang, merambat hijau lumut melukismu..

Lalu apa lagi yang harus q perbuat?
Sungguh aq dalam lelah tak bertepi..
Dalam luka yang menganga..
Dalam jerit tak terucap..

Maka ku coba..
q hapus air mataku bukan dengan sapu tangan...
Karena q tahu tak akan mampu menyembunyikan sembabnya..
Maka q hapus tiap tetesnya dengan wudhu yang menyejukkan..
Berharap tiap bercak noda di hati ikut luluh dan tersapu..

q pasang pembatas denganmu bukan dengan duri, racun ataupun tembok
Karena q tahu itu pun tak berguna..
Tapi dengan hamparan 'hijab' syariat..
Dengan ilmu penawar hati..
Dengan lingkaran majelis dzikir

Tapi ku kan mencoba menatapmu dengan biasa,
mencintaimu dengan ikhlas..
Tanpa sedikitpun ingin memilikimu
tanpa sebersit pun ingin menggapaimu..

Dan q mulai meninggalkan jejakmu..
q kan membuat jejak sendiri di tiap langkah q
menapak menuju cinta yang jauh lebih abadi..

Ketahuilah, tak akan q coba menghapus cintamu,
Tapi kan q tutupi dengan cinta yang jauh lebih agung..
Cinta yang jauh lebih indah dan membumbung..
Yang q yakin, Dia yang menentukan akhir dari tiap jejak kita..

q harap, suatu hari nanti,
Kau pun melangkah ke arah yang sama dengan q menuju cinta-Nya..
Agar kelak jejak kita dapat bertemu di ujung IradahNya..

No comments: